Senin, 31 Oktober 2016

Masya Allah dan Subhana Allah

Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.
Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah).
Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.
Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

Ucapan Masya Allah

Kaligrafi Masya Allah
wallpaperislami.com
Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ucapan Subhanallah

Kaligrafi subhanallah
eyelash.ps
Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)
“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).
Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala.
Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya.
Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Jumat, 21 Oktober 2016

Workshop bersama Suharmin

Bismillahirrohmanirrohim...

Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya sehingga saya masih dapat bernapas menjalani kehidupan di dunia, tak terbayang berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada saya sampai saat ini sehinga saya hanya bisa bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya.

Cara bersyukur saya kali ini yaitu dengan menjalankan nikmat Allah untuk hal-hal positif, yaitu menjalankan Perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.

Untuk nikmat kali ini yaitu saya diberikan kesempatan untuk merasakan belajar di Rumah Gemilang Indonesia ini yang tak terasa sudah sampai ketahapan menuju Workshop, Untuk workshop kali ini saya mengambil WEB dan alhamdulillah saya mendapat kelompok bersama Suharmin Kasman dalam materi WEB ini.

Saya mengambil WEB karena saya ingin mengasah kemampuan saya dalam membuat WEB, untuk kali ini saya bersama Suharmin ingin membuat WEB untuk sekolah, semoga kegiatan dan keinginan saya ini dapat dipermudah oleh Allah SWT, amiiin...

Jumat, 16 September 2016

Perjalanan Hidup

Nama saya Muhammad Syukron, saya lahir di Jakarta, 05 Juli 1998, dan saya lahir di keluarga yang sederhana. Saya di Jakarta hanya beberapa bulan saja, dan saya pindah ke Solo Jawa Tengah.
Saya di Solo sampai saya lulus SD (Sekolah Dasar), setelah saya lulus dari SD, saya melanjutkan sekolah SMP dan SMA ke Depok Jawa Barat, yaitu ke Pondok Pesantren Muhammadiyah DARUL ARQOM, dan alhamdulillah saya lulus SMA pada tanggal 19 Juni 2016 yang lalu.
Setelah lulus saya masih bingung mau melanjutkan kemana lagi, namun kata kaka saya lebih baik saya kursus ke RGI (Rumah Gemilang Indonesia) karena kaka saya juga alumni RGI pada angkatan 9 yang lalu, kata kaka saya disana bagus pembelajaranya, karna di RGI tidak hanya belajar pendidikan, namun juga ada pelajaran SCC (Spiritual Care Comunity), yaitu pelajaran akhlak.
Setelah mendengar saran dari kaka saya, saya langsung mendaftar, dan alhamdulillah saya diterima di RGI dengan mengambil jurusan Aplikasi Perkantoran (AP).
Sekian dari saya, terimakasih.